Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya
feses (tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena kesulitan
pengeluarannya. Hal itu terjadi karena lemahnya atau tidak adanya gerakan
peristaltik pada usus besar. Akibatnya, timbul perasaan tidak enak dan buang
air besar yang tidak teratur.
Pengeluaran feses merupakan akhir proses pencernaan.
Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi oleh saluran pencernaan, masuk
ke dalam usus besar (kolon) sebagai massa yang tidak mampat serta basah. Di
sini kelebihan air dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh.
Kemudian massa itu bergerak ke rectum (dubur), yang dalam keadaan normal
mendorong terjadinya gerakan peristaltic usus besar.
Secara normal pengeluaran kotoran terjadi sekali atau
dua kali tiap 24 jam. Begitupun hal itu amat bervariasi untuk tiap-tiap orang.
Ada orang yang lebih sering buang hajatnya ketimbang orang lain. Bahkan, ada
juga orang yang sampai beberapa hari baru buang air besar tanpa menderita
gangguan kesehatan. Jadwal tetap untuk buang air besar ini memang belum jelas.
Dalam proses ini tampak peran olahraga. Olahraga
ringan yang teratur akan menyebabkan feses memiliki wujud yang baik, sehingga
mudah keluar. Sebaliknya, jika feses itu tinggal terlalu lama dalam usus besar akan
menjadi keras dan kering.
Sembelit biasanya terjadi karena kebiasaan hidup yang
salah. Kebiasaan salah itu misalnya makan sekadarnya, terburu-buru, dan tidak
teratur waktunya. Tidak cukup minum juga dapat menjadi penyebab. Pasalnya,
manusia normal perlu minum enam sampai delapan gelas air setiap hari.
Faktor penyebab lainnya, kebiasaan tidak buang air
besar secara teratur pada saat yang sama, tidak berolahraga secara teratur yang
ringan sekalipun serta seringnya menggunakan obat pencahar jika mendapat
gangguan buang air besar.
Biasanya orang cenderung mengabaikan sinyal tubuh
berupa sembelit yang semula masih bersifat ringan. Sampai akhirnya, kelompok
tersebut menganggap sembelit merupakan bagian dari kebiasaan diri mereka. Nah,
apabila pola yang demikian itu sudah melekat, maka sifat mengabaikan sesuatu
ini akhirnya menyebabkan kurangnya kepekaan terhadap gangguan kesehatan yang
dialami.
Tak jarang, sembelit tersebut berkembang menjadi
gangguan kesehatan kronis. Celakanya, pada saat itu penderita sudah tidak lagi
melihat bahwa penyebab utama yang sebenarnya adalah kebiasaan hidup yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar